Film religi bertema sejarah kembali menyapa penonton Indonesia lewat karya terbaru berjudul “The King of Kings”, yang mulai tayang 18 April 2025 di jaringan bioskop tanah air. Film ini digadang-gadang sebagai salah satu film epik keagamaan paling megah dalam beberapa tahun terakhir, menghadirkan kisah spiritual yang mendalam, penuh nilai kemanusiaan, dan dikemas dalam visual sinematik yang memukau.
Kisah Klasik dengan Pendekatan Sinematik Modern
“The King of Kings” merupakan film yang mengangkat perjalanan hidup tokoh spiritual paling berpengaruh dalam sejarah dunia—Yesus dari Nazaret. Meski kisah ini telah berkali-kali diangkat ke layar lebar, versi terbaru ini menghadirkan pendekatan naratif dan visual yang jauh lebih kontemporer. Dengan arahan sinematografi yang canggih dan pengarahan artistik yang teliti, film ini tak hanya mengisahkan momen-momen sakral, tapi juga menyentuh sisi manusiawi sang tokoh utama.
Dari kelahiran yang penuh keajaiban di Betlehem, hingga penyaliban yang menggetarkan jiwa, penonton diajak menyelami emosi, perjuangan, dan pengorbanan seorang figur yang ajarannya masih menggema hingga kini.
Pemeran dan Produksi Skala Internasional
Film ini disutradarai oleh Jonathan Baker, sineas kenamaan yang dikenal lewat karya-karya sejarah dan drama psikologis. Pemeran utama, Daniel Blake, tampil kuat sebagai Yesus, dengan penampilan yang disebut-sebut sebagai salah satu interpretasi paling manusiawi dan menyentuh dari tokoh tersebut dalam sejarah perfilman.
Selain Daniel, film ini juga dibintangi oleh nama-nama besar dari industri perfilman Eropa dan Timur Tengah, menunjukkan komitmen produksi lintas budaya yang ingin menjaga autentisitas cerita.
Salah satu kekuatan utama “The King of Kings” adalah lokasinya yang epik—dari gurun Yudea hingga Yerusalem kuno, semua direkonstruksi dengan detail presisi tinggi. Bahkan beberapa adegan direkam langsung di situs-situs bersejarah untuk menjaga keaslian latar.
Lebih dari Sekadar Film Religi
Meski berakar dari kisah Alkitab, “The King of Kings” tidak semata-mata disuguhkan untuk penonton beragama Kristen. Film ini lebih dari sekadar pengisahan ulang—ia adalah refleksi universal tentang pengampunan, kasih, penderitaan, dan kekuatan spiritual dalam menghadapi kekuasaan dan ketidakadilan.
Nilai-nilai tersebut disampaikan tanpa menggurui, menjadikan film ini bisa dinikmati lintas kepercayaan, usia, dan latar belakang budaya.
Tanggapan Awal Positif
Sebelum penayangan resminya di Indonesia, “The King of Kings” telah lebih dulu diputar di beberapa festival film internasional, seperti Toronto Spiritual Film Fest dan Rome Cinefaith Awards, di mana film ini menuai pujian atas kekuatan naratif dan kedalaman pesan moralnya.
Banyak kritikus menyebutnya sebagai “film religi yang tak hanya menyentuh hati, tetapi juga menyulut kontemplasi mendalam tentang makna iman dan kemanusiaan.”
Sambutan Penonton Indonesia
Di Indonesia sendiri, promosi film ini sudah dilakukan sejak Maret 2025, termasuk melalui komunitas gereja, sekolah teologi, dan kanal-kanal media sosial pecinta film sejarah. Antusiasme terlihat dari penjualan tiket pre-sale yang melonjak, serta banyaknya acara nonton bareng (nobar) yang sudah direncanakan oleh berbagai organisasi keagamaan.