0 Comments

Jakarta, April 2025 — Sebuah langkah diplomasi budaya yang menarik perhatian publik tengah dipersiapkan oleh dua negara dengan sejarah peradaban yang kuat: Indonesia dan Turki akan bekerja sama memproduksi film bertema sejarah. Kolaborasi lintas negara ini diharapkan bukan hanya menjadi proyek perfilman semata, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan bilateral lewat kekuatan narasi budaya.


Diplomasi Lewat Sinema

Kesepakatan ini diumumkan dalam pertemuan resmi antara perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dan Direktorat Jenderal Sinema dan Budaya Turki di Ankara awal bulan April. Fokus dari kerja sama ini adalah pengembangan dan produksi film berlatar sejarah, dengan skenario yang merefleksikan nilai-nilai perjuangan, keadaban, dan identitas bangsa.

Proyek pertama yang sedang dibahas melibatkan cerita dari masa Kesultanan Utsmaniyah dan Kesultanan Aceh, dua entitas yang memiliki hubungan historis sejak abad ke-16. Selain itu, topik mengenai perjuangan diplomasi awal kemerdekaan Indonesia juga masuk dalam radar proyek kolaboratif, dengan latar belakang peran negara-negara Timur Tengah dalam mendukung kedaulatan Indonesia pasca-Proklamasi 1945.


Misi Budaya dan Ekonomi

Menurut Direktur Perfilman Kemendikbudristek RI, kerja sama ini bukan hanya soal sinema, tapi bagian dari diplomasi budaya. “Film bukan sekadar hiburan. Ia adalah medium untuk mengikat narasi, membangun persepsi, dan memperluas pengaruh lunak suatu bangsa. Melalui kerja sama ini, kita ingin memperkenalkan Indonesia secara lebih mendalam ke masyarakat global — bukan hanya lewat eksotisme, tapi lewat sejarah yang saling terhubung,” ujarnya dalam konferensi pers virtual.

Turki, yang dikenal memiliki industri film dan serial televisi kuat dengan pengaruh global (terutama melalui serial-serial seperti Diriliş: Ertuğrul), akan berperan dalam aspek produksi dan distribusi internasional, sementara Indonesia akan menyuplai konten, riset sejarah, serta elemen lokal yang kuat.


Sinema Historis: Tren Global yang Semakin Diperhitungkan

Kolaborasi ini juga mencerminkan tren global di dunia perfilman saat ini: kembali ke akar sejarah, tetapi dikemas dengan pendekatan sinematik modern. Film-film berlatar sejarah dengan pendekatan lintas budaya terbukti mampu mencuri perhatian audiens global, terutama jika dikemas dengan riset mendalam dan storytelling yang kuat.

Sebagai contoh, kesuksesan film seperti The Last Duel, 12 Years a Slave, hingga serial Ottoman Empire menunjukkan bahwa kisah masa lampau masih memiliki daya pikat besar, terutama jika menyentuh tema universal seperti perjuangan, keadilan, dan kebebasan.


Harapan: Kekuatan Narasi untuk Generasi Muda

Proyek ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi sineas muda di kedua negara untuk menggali lebih banyak potensi cerita sejarah yang belum banyak terangkat. Banyak kisah lokal Indonesia — dari Sumatra hingga Papua — yang memiliki nilai epik luar biasa jika diangkat dengan pendekatan yang tepat.

Tak hanya itu, kerja sama ini membuka peluang pertukaran teknologi film, peningkatan kualitas SDM industri perfilman lokal, hingga akses lebih besar terhadap pasar penonton internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts