Pada 23 April 2025, Trans TV menghadirkan sebuah tayangan penuh emosi dan ketegangan yang tak hanya menghibur, tapi juga mengajak penonton merenung: Patriots Day. Film besutan sutradara Peter Berg ini membawa kita menyelami kembali salah satu tragedi paling menggemparkan dalam sejarah Amerika modern—ledakan bom saat Boston Marathon 2013—dengan pendekatan yang manusiawi, menghormati, dan menyentuh sisi terdalam penonton.
Menghidupkan Tragedi Lewat Sosok-Sosok Biasa
Cerita dibuka dari sudut pandang Tommy Saunders (diperankan oleh Mark Wahlberg), seorang petugas kepolisian yang ditugaskan menjaga keamanan di garis akhir Boston Marathon. Saat keceriaan lomba mendadak berubah menjadi kekacauan berdarah karena dua ledakan berturut-turut, Tommy mendapati dirinya berada di tengah-tengah salah satu peristiwa teror paling memilukan dalam sejarah AS.
Namun Patriots Day tidak semata-mata mengangkat aksi heroik aparat. Film ini dengan cermat merangkai potongan kisah dari banyak sudut pandang: korban yang selamat, keluarga korban, tim medis, agen FBI, hingga pelaku itu sendiri. Dengan cara itu, film ini menjadi lebih dari sekadar film thriller—ia adalah rekonstruksi kolektif atas trauma dan penyembuhan sebuah kota.
Drama, Aksi, dan Keberanian
Apa yang membuat Patriots Day mencuri perhatian bukan hanya kekuatan naratifnya, tapi juga bagaimana film ini mampu menyeimbangkan antara intensitas aksi dan kedalaman drama kemanusiaan. Dalam pengejaran para pelaku bom—Dzhokhar dan Tamerlan Tsarnaev—film ini menyuguhkan ketegangan tinggi, namun tetap menjadikan rasa kemanusiaan sebagai poros utama cerita.
Adegan kejar-kejaran di jalanan, penangkapan di perumahan penduduk, hingga momen saat seorang warga imigran menjadi kunci dalam penyelidikan, semua digambarkan dengan tempo yang tepat: cepat, namun tidak terburu-buru.
Mengangkat Semangat Komunitas
Yang paling menggetarkan dari Patriots Day adalah bagaimana film ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati ada pada kebersamaan. Boston bukan hanya latar tempat, tapi menjadi karakter tersendiri dalam film—dengan penduduknya yang keras kepala, tangguh, dan saling melindungi. Tagline “Boston Strong” bukan sekadar slogan di sini, tapi denyut nadi dari keseluruhan narasi.
Film ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap tragedi, selalu ada orang-orang yang memilih untuk bangkit. Baik itu petugas medis yang terus bekerja di tengah kekacauan, atau pasangan muda yang kehilangan kaki namun tetap memilih menikah dan tersenyum dalam luka.
Tidak Sekadar Film, Tapi Peringatan
Patriots Day adalah penghormatan. Bukan hanya kepada korban yang gugur, tapi juga kepada seluruh lapisan masyarakat yang menolak tunduk pada teror. Film ini tak berusaha menjadikan tragedi sebagai tontonan sensasional, tapi sebagai pengingat bahwa keberanian bisa datang dari mana saja—dari siapa saja.
Jadi, jika Anda menonton malam ini, bersiaplah untuk tidak hanya menyaksikan ledakan dan aksi menegangkan, tapi juga pelajaran penting tentang empati, ketabahan, dan kekuatan kolektif manusia dalam menghadapi gelapnya hari.