Kuala Lumpur – Serial Malaysia “Bidaah” tengah menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Popularitasnya melonjak tajam, bukan hanya karena alur cerita yang berani dan penuh kejutan, tapi juga berkat penampilan memikat sang pemeran utama, Syafiq Farhain, yang memerankan tokoh Walid. Sosoknya kini viral, bahkan sempat memuncaki trending topic di media sosial Malaysia dan Indonesia.
Dalam wawancara eksklusif bersama media lokal, Syafiq akhirnya buka suara soal popularitas mendadak yang datang bersama kontroversi. Ia juga menanggapi secara terbuka soal sejumlah adegan sensitif dalam serial yang disebut sebagian kalangan “melampaui batas”.
Tak Menyangka Akan Viral
Syafiq mengaku tak menyangka karakter Walid yang ia perankan bakal mendapat perhatian sebesar ini. Meski sudah memiliki nama di dunia hiburan, respons publik terhadap perannya kali ini benar-benar di luar ekspektasi.
“Saya fikir ini hanya satu watak seperti biasa, tetapi reaksi penonton luar biasa. Setiap hari saya terima ratusan mesej—ada yang memuji, ada juga yang menegur,” ujar Syafiq, Sabtu (5/4).
Ia menyebut karakter Walid sebagai salah satu peran paling menantang dalam kariernya. Sosok tersebut digambarkan sebagai pria kompleks, dengan latar agama yang kuat namun terseret konflik emosional dan sosial yang intens.
Soal Adegan Sensitif: “Kami Tak Asal Buat”
Menanggapi kritik terkait adegan sensitif dalam serial, termasuk sejumlah interaksi yang dinilai terlalu berani untuk ukuran tayangan drama lokal, Syafiq menjelaskan bahwa setiap adegan telah melalui proses diskusi panjang bersama sutradara dan tim produksi.
“Kami tak buat adegan itu untuk sensasi. Semua ada konteks dan pengaruh kepada perkembangan watak. Penting untuk menunjukkan konflik dalaman dan realiti yang ada dalam masyarakat hari ini,” jelasnya.
Pihak produksi sebelumnya juga telah menyatakan bahwa naskah “Bidaah” disusun dengan riset mendalam dan berkonsultasi dengan beberapa pihak, termasuk ahli agama.
Fokus pada Karya, Bukan Kontroversi
Syafiq mengatakan dirinya memilih untuk tetap fokus pada kualitas akting dan pesan cerita ketimbang tenggelam dalam sorotan sensasional. Ia berharap penonton dapat menyelami makna yang lebih dalam dari serial ini, alih-alih hanya terpaku pada cuplikan-cuplikan viral.
“Jika orang hanya tengok satu babak dan buat kesimpulan, itu tak adil. Cerita ini ada nilai yang kami cuba sampaikan—tentang identiti, tekanan sosial, dan bagaimana agama boleh disalahgunakan atau disalahfaham,” ujarnya.
Dukungan Penggemar Mengalir Deras
Meski sempat menuai kritik, tak sedikit pula penonton yang memberi dukungan penuh kepada Syafiq atas keberaniannya mengambil peran yang tidak biasa. Banyak yang menyebut Walid sebagai simbol dari krisis identitas yang dialami sebagian masyarakat modern yang hidup di antara tradisi dan realitas baru.
“Syafiq berjaya hidupkan watak yang rumit. Saya menangis tengok babak dia dengan ibu dia. Deep sangat,” tulis seorang penggemar di Twitter.
Penutup
Serial “Bidaah” tak hanya mencuri perhatian karena jalan cerita yang kontroversial, tetapi juga karena keberanian para pemain, khususnya Syafiq Farhain, dalam menghidupkan karakter yang sarat konflik dan emosi. Di balik sensasi viral, ada kerja keras, keberanian berkarya, dan upaya mengangkat sisi gelap kehidupan yang sering kali tak terucap.